:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2813953/original/043903800_1558607048-MV5BM2UwOGYzMjYtOGUyMi00M2ZhLTk3YzktYjIxZDhmYTI0YmY3XkEyXkFqcGdeQXVyNjg2NjQwMDQ_._V1_SX1777_CR0_0_1777_755_AL_.jpg)
Versi live action Aladdin menyusul kegemilangan Cinderella dan Beauty and The Beast yang lebih dulu mendunia. Dengan desain produksi, artistik, kostum, riasan, serta ketepatan dalam memilih pemain, Guy Ritchie sukses membuat kisah dari Agrabah ini begitu bernyawa dan menghidupkan imajinasi. Satu hal yang sedikit mengganggu, bisa jadi karakter Jafar yang sejak awal tampak bengis.
Mungkin karena sejak adegan pertama, film ini menempatkan diri sebagai dongeng yang disampaikan ayah kepada anak-anaknya. Maka hitam putih karakternya harus dibuat tegas, agar anak-anak mudah menentukan pilihan. Pun pesan moralnya sangat jelas. Jika Cinderella mengingatkan soal memiliki keberanian dan kebaikan hati, Aladdin mengajak kita memiliki keberanian, menjadi diri sendiri, dan membangun kekuatan dari dalam. Sudahkah kita memilikinya?
Pemain: Will Smith, Mena Massoud, Naomi Scott, Marwan Kenzari, Navid Negahban
Produser: Jonathan Eirich, Dan Lin
Sutradara: Guy Ritchie
Penulis: John August, Guy Ritchie
Produksi: Walt Disney Studios
Durasi: 2 jam, 8 menit
(Wayan Diananto)
https://www.liputan6.com/showbiz/read/3974228/aladdin-dongeng-bernyawa-yang-menghidupkan-imajinasi-masa-kecilBagikan Berita Ini
0 Response to "Aladdin, Dongeng Bernyawa yang Menghidupkan Imajinasi Masa Kecil"
Post a Comment