Liputan6.com, Jakarta The Informer dibuka dengan ketegangan yang terasa subtil. Seorang pria tegap bertato tengah duduk di ruang makan, menyelipkan mikrofon kecil di balik baju yang tengah dijahitnya. Pria bernama Pete Koslow (Joel Kinnaman) ini lantas menerima video call dari sesosok pria Latin yang menyapanya dengan akrab.
Pembicaraan berlangsung santai, meski tersirat bahwa isi pembicaraan mereka akan bertentangan dengan hukum. Begitu video call berakhir, mimik wajah Pete berubah.
Ia langsung menghubungi sosok lain lewat ponselnya, lalu memburu-buru istri dan anak perempuannya untuk "pergi berkemah". Dari ekspresi cemas sang istri, Sofia (Ana de Armas), jelas bahwa mereka bukan hendak melancong.
Sebaliknya, keluarga kecil ini bakal menghadapi intrik yang membahayakan nyawa mereka. Dalam durasi 113 menit setelahnya, The Informer lantas akan berkisah tentang Pete Koslow, seorang informan yang "ditanam" agen FBI Wilcox (Rosamund Pike) di sebuah organisasi kriminal untuk menjaring bos besar mereka.
Narkoba dari Dalam Penjara
Sebuah tas berisi enam kilogram narkoba kelas wahid yang hendak diantarkan Pete, seharusnya cukup menjadi bukti untuk meringkus sang bos mafia. Wilcox juga sudah menyusun rencana dengan rapi. Tapi rencana tinggal rencana. Keponakan sang bos besar, Daniel (Arturo Castro) mengambil langkah keliru, yang mengakibatkan kematian polisi New York.
Keadaan makin rumit. Sang bos besar yang tak mau urusan pembunuhan ini mengganggu bisnisnya memerintahkan Pete untuk mengakui peritiwa ini. Pete bahkan ditugaskan untuk memegang kendali bisnis narkoba sang bos mafia dalam penjara. Di sisi lain, Detektif Grens (Common) tak tinggal diam dan bertekad memburu pembunuh rekan kerjanya sampai ketemu.
Tak Terlalu Memompa Adrenalin
Kalau Anda berharap The Informer akan diramaikan dengan adegan aksi yang penuh dengan dar-der-dor, maka siap-siap untuk merasa kecewa.
Film ini tak memompa adrenalin penonton lewat adegan laga. Sebaliknya, ketegangan lebih banyak dijalin soal bagaimana Pete Koslow bergerak licin dalam ruang terbatas sebagai informan FBI yang menutupi jati dirinya dari bos mafia. Terutama saat ia mulai kehilangan pegangan soal siapa teman dan musuh yang sebenarnya, dan pusat masalah mulai mendekati keluarganya.
Hanya saja, hal ini sebenarnya juga bukan hal yang baru dalam film spionase.
Tayang November
Faktor menarik dalam The Informer ini justru ada dalam keluarga Koslow, terutama Sofia. Ana de Armas berhasil menghidupkan tokoh Sofia, tak hanya sebagai ibu muda cantik. Ia juga menampilkan sosok wanita kuat yang yang melindungi suami dan keluarganya, meski dalam keterbatasan.
Di sisi lain, Rosamund Pike, nomine Oscar 2014 lewat Gone Girl, tidak terlalu diberdayakan dalam film ini. Ruang emosi yang diberikan kepadanya terbilang terbatas. Sementara Joel Kinnaman terbilang apik menampilkan karakter yang harus menyimpan rapat-rapat emosi di balik wajah dinginnya. Emosinya baru lepas saat menghadapi gesekan yang melibatkan keluarganya.
Tertarik menyaksikan The Informer? Informasi yang dimuat di iMDb menyebut bahwa film ini akan tayang pada akhir November mendatang.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "The Informer, Pergulatan Mata-Mata FBI di Sarang Mafia"
Post a Comment